BAB
1.
LAPORAN PRAKTEKUM
BIOLOGI PERIKANAN
PENDAHULUAN
A.LATAR,BELAKANG
Biologi Perikanan merupakan salah satu cabang ilmu biologi yang mempelajari seluk beluk dan cara pertumbuhan ikan. Biologi perikanan itu sendiri terbagi lagi menjadi dua bagian yakni biologi ikan dan dinamika populasi ikan.Biologi ikan khusus mempelajari tentang kehidupan ikan-ikan yang berupa pertumbuhan ikan, tentang bagaimana ikan-ikan dalam suatu populasi melakukan pemijahan, tumbuh dan makan. Dinamika populasi ikan khusus mempelajari perubahan populasi ikan, tentang bagaimana kecepatan populasi ikan tumbuh, mati dan memperbanyak keturunan.
Biologi Perikanan adalah studi
mengenai ikan sebagai sumberdaya yang dapat dipanen oleh manusia. Kadang
pengertian istilah Biologi ikan ditujukan kepada pengertian fisiologi,
reproduksi, pertumbuhan, kebiasaan makanan, tingkah laku, dan sebagainya. Usaha
mengembangkan dan memajukan perikanan, pengetahuan mengenai habitat, penyebaran
dan aspek biologi dari ikan menjadi dasar utama dalam usaha ini, dimana
kematangan gonad sangat berhubungan dengan pemijahan. Tak terkecuali dengan
fekunditas yang juga memegang peranan penting dalam penentuan kelangsungan
populasi dan dinamika kehidupan. Hubungan panjang berat akan bermanfaat dalam
menentukan nilai faktor kondisi dan sifat pertumbuhan ikan (Effendie,1997).
Hubungan panjang-berat hampir mengikuti hukum kubik yaitu berat ikan sebagai pangkat tiga dari panjangnya. Tetapi hubungan yang terdapat pada ikan sebenarnya tidak demikian karena bentuk dan panjang ikan berbeda-beda.
Hubungan panjang-berat hampir mengikuti hukum kubik yaitu berat ikan sebagai pangkat tiga dari panjangnya. Tetapi hubungan yang terdapat pada ikan sebenarnya tidak demikian karena bentuk dan panjang ikan berbeda-beda.
Kebiasaan makanan adalah kualitas dan
kuantitas yang digunakan oleh ikan, sehingga kebiasaan makan itu hidup. Makanan
yang telah digunakan oleh ikan akan mempengaruhi sisa persediaan makanan dan
sebaliknya dari makanan yang diambil akan mempengaruhi pertumbuhan, kematangan
bagi tiap-tiap individu ikan serta survivalnya.
Melihat besarnya potensi sumberdaya
hayati khususnya yang berasal dari lautan di Indonesia maka perlu dilakukan
suatu usaha untuk dapat mengetahui berbagai aspek biologi perikanan, hal
tersebut dapat dimulai dengan melakukan praktikum yang membahas mengenai aspek
biologi perikanan tersebut.
Atas dasar tersebut praktikum
biologi perikanan dilaksanakan dengan komposisi materi meliputi analisa
morfometri, analisa pola kebiasaan makanan ikan (food habits), tingkat
kematangan gonad, , analisa hubungan panjang berat,. Ikan yang digunakan adalah
Ikan layang (Decapterus russelli) (Effendie, 1997).
B, TUJUAN
Tujuan
dari praktikum biologi perikanan ini adalah :
- Mengidentifikasi ukuran ( panjang total dan panjang standar )Serta berat darii ikan Layang
- Mengetahui Tingkat Kematangan Gonad (TKG) Pada ikan Yalang
- Mengetahui kebiasaan makanan (Food habits).
BAB
11
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Teori
Singkat
Klasifikasi ikan layang menurut Saanin
(1984) adalah sebagai berikut :
Filum : Chordata
Subfilum :
Vertebrata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
SubOrdo : Percoidei
Famili : Carangidae
Genus : Decapterus
Spesies : Decapterus russelli RUPPELL
Gambar1, ikan layang
Ikan layang (Decapterus russelli)
mempunyai nama umum round scad. Ikan layang
(Decapterus
russelli) merupakan ikan yang mempunyai kemampuan bergerak
dengan cepat di air laut. Tingginya kecepatan tersebut dapat dicapai karena
bentuk tubuhnya yang seperti cerutu dan mempunyai sisik yang sangat halus. Ikan layang (Decapterus russelli) bentuk tubuh
seperti cerutu tetapi agak pipih, sirip dada lebih pendek dari panjang
kepala, maxilla hampir mencapai lengkung mata terdepan, ikan layang (Decapterus
russelli) dalam keadaan segar seluruh tubuhnya berwarna merah - jambu, dan pada bagian belakang tutup
insang terdapat totol hitam. Ciri-ciri ikan layang (Decapterus
russelli) adalah bentuk tubuh memanjang dan agak gepeng, sirip
dada berbentuk falcate dan ujung sirip tersebut mencapai awal dari sirip
punggung kedua (Anonim 2010b).
Ikan layang
merupakan ikan perenang cepat yang hidup berkelompok di laut yang jernih dan
bersalinitas tinggi. Ikan layang hidup dengan salinitas tinggi yaitu ± 32‰.
Ikan layang juga termasuk dalam ikan stenohalyn yang dapat hidup dengan
memakan plankton. Makanan ikan layang sangat tergantung pada plankton,
terutama jenis-jenis zooplankton. Pada beberapa kasus ternyata bahwa
ikan layang tidak mutlak tergantung pada zooplankton. Ikan-ikan kecil
merupakan makanan bagi Decapterus russelli isi perutnya hanya dua ekor
ikan teri dan seekor ikan japuh (Dussumiera acuta).
1. UKURAN DAN BERAT IKAN
Pertumbuhan
adalah perubahan ukuran individu, biasanya pertumbuhan diukur dalam satuan
panjang, berat dan atau energi. Dalam hubungannya dengan waktu, pertumbuhan
didefinisikan sebagai ukuran rata-rata ikan pada waktu tertentu (pertumbuhan
mutlak) dan perubahan panjang atau berat pada awal periode (pertumbuhan nisbi)
( Effendie, 1979).
Menurut
Wootton (1990), hubungan panjang dan berat ikan memberikan suatu petunjuk
tentang keadaan ikan. Studi hubungan berat panjang dan berat ikan mempunyai
nilai praktis yang memungkinkan mengubah nilai panjang ke dalam berat ikan atau
sebaliknya.
2.
TINGKAT PERKEMBANGAN GONAD
Tingkat perkembangan gonad adalah
tahap perkembangan gonad sebelum dan sesudah ikan berpijah. Fase reproduksi
ikan ditandai dengan adanya perubahan dan perkembangan organ reproduksi ikan.
Perubahan morfologi organ reproduksi ikan mudah dikenali, oleh karena itu dapat
digunakan sebagai indikator tingkat kematangan kelamin yang dikenal dengan istilah
tingkat perkembangan gonad. Komposisi tingkat perkembangan gonad diperlukan
untuk mengetahui perbandingan antara ikan yang belum atau sudah matang gonad,
sebelum mijah atau sudah mijah dan waktu memijah (Effendie, 1979 ).
BAB 111
METODE
3.1
WAKTU DAN TEMPAT
Praktikum
Biologi Perikanan ini dilaksanakan pada tanggal 25 mei 2012,Jam 14-15 di
Laboratorium MSP, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Pattimura
3.2 ALAT DAN BAHAN
NO
|
ALAT
|
BAHAN
|
1
|
Gunting
|
Ikan laying 8 Ekor
|
2
|
Pinngset
|
Air suling
|
3
|
Lup
|
|
4
|
Mikroskop
|
|
5
|
Timbangan
|
|
6
|
Meter
|
|
7
|
Jarung
|
|
6
|
Loyang
|
|
9
|
Gelas ukur
|
|
3.3 METODE ( CARA KERJA )
1. Hubungan Panjang Berat
Prosedur kerja pada praktikum hubungan panjang berat adalah
sebagai berikut :
1. Menyiapkan ikan Layang.Sebagai sapel
2. Melakukan pengukuran panjang dan berat dengan menggunakan mistar dan timbangan kemudian mencatatnya.
3. Memberikan label nomor untuk setiap ikan yang telah diukur panjang dan beratnya.
4. Mencatat hasil pengukuran panjang dan berat.
2. Tingkat kematangan gonad
Prosedur kerja pada praktikum tingkat kematangan gonad adalah sebagai berikut :
1. Melakukan pembedahan untuk mengambil sampel gonad dari masing-masing sampel ikan yang telah diberi label.
2. Menentukan jenis kelamin ikan dari sampel tersebut.
3. Mengamati tingkat kematangan gonad dari masing-masing sampel gonad dengan mengamati ciri-ciri visual yang ditunjukkan oleh gonad tersebut.
4. Mencatat tingkat kematangan gonad dari masing-masing sampel tersebut.
1. Menyiapkan ikan Layang.Sebagai sapel
2. Melakukan pengukuran panjang dan berat dengan menggunakan mistar dan timbangan kemudian mencatatnya.
3. Memberikan label nomor untuk setiap ikan yang telah diukur panjang dan beratnya.
4. Mencatat hasil pengukuran panjang dan berat.
2. Tingkat kematangan gonad
Prosedur kerja pada praktikum tingkat kematangan gonad adalah sebagai berikut :
1. Melakukan pembedahan untuk mengambil sampel gonad dari masing-masing sampel ikan yang telah diberi label.
2. Menentukan jenis kelamin ikan dari sampel tersebut.
3. Mengamati tingkat kematangan gonad dari masing-masing sampel gonad dengan mengamati ciri-ciri visual yang ditunjukkan oleh gonad tersebut.
4. Mencatat tingkat kematangan gonad dari masing-masing sampel tersebut.
4. Studi
Kebiasaan Makanan
Prosedur kerja pada praktikum Studi kebiasaan makanan adalah sebagai berikut :
1. Menyiapkan ikan Layang sebagai sampel.
2. Membedah lambung ikan dengan alat bedah lalu mengamati dan menghitung jumlah makanan yang dimakan ikan tersebut dan mengelompokkannya berdasarkan jenis makanan.
3. Mengukur volume setiap jenis makanan dengan memasukkannya ke dalam gelas ukur yang berisi air yang telah diketahui volumenya.
4. Mencatat volume setiap jenis makanan ikan tersebut dan semua data yang diperlukan..
3.4,
HASIL
·
UKURAN
IKAN
No
|
JENIS
IKAN
|
Ukuran
Tubuh Ikan
|
||
Panjang total
( cm )
|
Panjang Standar ( cm )
|
Berat Tubuh
( gr )
|
||
1
|
Ikan
layang
|
24
cm
|
21
cm
|
5
gr
|
2
|
Ikan
layang
|
23,5
cm
|
21
cm
|
4
gr
|
3
|
Ikan
layang
|
23,3
cm
|
20,2
cm
|
3
gr
|
4
|
Ikan
layang
|
23,2
cm
|
20,3
cm
|
3
gr
|
5
|
Ikan
layang
|
22,1
cm
|
19,5
cm
|
3
gr
|
6
|
Ikan
layang
|
21,5
cm
|
19
cm
|
2,5
gr
|
7
|
Ikan
layang
|
23,3
cm
|
19,9
cm
|
3
gr
|
8
|
Ikan
layang
|
23
cm
|
19,8
cm
|
3,5
gr
|
·
TINGKAT
KEMATANGAN GONAT ( TKG )
No
|
Jenis
ikan
|
Jenis
Gonad
|
Tingkat
kematangan gonad
|
Ciri-ciri
|
|||||||||
Jantan
|
Betina
|
TKG
1
|
TKG
2
|
TKG
3
|
TKG
4
|
Lain-lain
|
|||||||
1
|
Ikan
Layang
|
ü
|
|
|
|
ü
|
|
|
|
||||
2
|
Ikan
Layang
|
|
ü
|
|
|
ü
|
|
|
|
||||
3
|
Ikan
Layang
|
ü
|
|
|
|
|
ü
|
|
|
||||
4
|
Ikan
Layang
|
|
ü
|
|
|
|
ü
|
|
|
||||
5
|
Ikan
Layang
|
ü
|
|
|
|
ü
|
|
|
|
||||
6
|
Ikan
Layang
|
ü
|
|
|
|
|
ü
|
|
|
||||
7
|
Ikan
Layang
|
|
ü
|
|
|
|
ü
|
|
|
||||
8
|
Ikan
Layang
|
|
ü
|
|
|
ü
|
|
|
|
||||
·
ISI
LAMBUNG IKAN ( MAKANAN IKAN )
No
|
Jenis Ikan
|
Jenis makanan
|
Total
|
Ket
|
||||
Nabati
|
Hewani
|
Campuran
|
Plankton
|
Detritus
|
||||
1
|
Layang
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
|
IV
|
|
2
|
Layang
|
ü
|
ü
|
ü
|
|
|
III
|
|
3
|
Layang
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
|
IV
|
|
3.5, ANALISA DATA
1. Analisa Hubungan Panjang Berat
Metode yang digunakan dalam
pengamatan analisa hubungan panjang berat adalah :
- Mencatat data panjang dan berat ikan yang didapatkan dari asisten. Kemudian mengurutkan data tersebut dari yang terkecil sampai yang terbesar.
- Mencari selisih dari nilai terendah dan tertinggi dari panjang standar ,panjang total dan berat masing-masing ikan yang diukur dan.
- Membuat grafik yang menyatakan hubungan antara hubungan panjang dan berat ikan empiris dan harapan. Untuk mendapatkan hubungan yang sebenarnya dari hubungan panjang berat tersebut, maka angka-angka tersebut dirubah dalam bentuk antilognya.
- Mengambil kesimpulan dari hasil perhitungan dan grafik.
. Faktor Kondisi
Metode yang digunakan dalam
menentukan faktor kondisi adalah :
- Menghitung analisis hubungan panjang berat ikan yang telah dilakukan sebelumnya.
- Menghitung faktor kondisi dengan menggunakan rumus:
K(TI) =
Dimana:
K(TI) = Faktor kondisi
dalam panjang total
W
= Berat rata – rata ikan yang terdapat dalam suatu
Kelas (gram)
L
= panjang rata-rata ikan yang terdapat pada kelas (mm)
2. Tingkat Kematangan Gonad
Metode yang digunakan dalam
pengamatan tingkat kematangan gonad adalah:
- Menyiapkan gonad ikan yang sudah diperoleh nilai TKG-nya, kemudian mengamati dengan bantuan kaca pembesar atau mikroskop
Ø
Pengamatan terhadap gonad ikan
meliputi :
-
Untuk ikan jantan :
- Keluar tidaknya testis dari tubuh ikan (dalam keadaan segar)
- Bentuk testis
- Besar kecilnya testis
- Pengisian testis dalam rongga tubuh
- Warna testis
-
Untuk ikan betina :
- Bentuk ovarium Besar kecilnya ovarium
- Pengisian ovarium dalam rongga perut
- Warna ovarium
- Ukuran telur dalam ovarium secara umum
- Halus tidaknya ovarium
- Ukuran (garis tengah telur)
- Warna telur
- Kejelasan warna dan bentuk telur dengan bagian-bagiannya
Ø
, Menentukan klasifikasi kematangan
gonad dengan melihat kunci tingkat kematangan gonad menurut Nikolsky dan
Kestevan.
3. Analisa Pola Kebiasaan Makanan (Food Habits)
Metode yang digunakan dalam
pengamatan analisa pola kebiasaan makanan (food habits) adalah :
- Membedah ikan pada bagian perut dengan hati-hati dan menggambar alat pencernaannya.
- Mengangkat lambung ususnya jangan sampai pecah dan mengeluarkan isinya keluar, pisahkan antara lambung dan usus.
- Mengeluarkan isi lambung dari salah satu ujungnya, memasukkan isinya dalam gelas ukur yang telah diisi aquades sebanyak 20 ml. Mencatat pertambahan volumenya sebagai volume isi lambung.
- Menjepit kedua ujung lambung yang sudah kosong kemudin menggunakan spuit suntik, mengisi lambung dengan aquades hingga lambung benar – benar penuh mencatat volume aquades yang dibutuhkan sebagai volume lambung.
- Menambahkan isi lambung dengan aquades hingga 50 ml. Mengaduk hingga homogen lalu mengambil dengan pipet, menuangkan ke dalam sedgwick rafter dan mengamati di bawah mikroskop.
6.
Setelah mengidentifikasi seluruh isi
lambung, menghiung nilai “Indeks of preponderance”dari setiap jenis
makan dengan rumus:
IP = X 100%
Dimana :
IP = Indeks of preponderence
ni = persentase numerical satu macam
makanan
oi = persentase frekuensi kejadian
macam makanan
∑nixoi = Jumlah nixoi dari semua
jenis makanan.
3.6
PEMBAHASAN
3.6.1.
Hubungan Panjang Berat
Berat dapat dianggap sebagai suatu fungsi dari panjang. Hubungan panjang dengan berat hampir mengikuti hukum kubik yaitu bahwa berat ikan sebgai pangkat tiga dari panjangnya. Tetapi hubungan yang terdapat pada ikan sebenarnya tidak demikian karena bentuk dan panjang ikan berbeda-beda. Dalam mengukur panjang dan berat ikan ada dua cara yang digunakan yakni pengukuran langsung dan tidak langsung.
Teknik perhitungan langsung ini, dilakukan bila jumlah ikan yang akan diteliti terlalu banyak akan menimbulkan banyak kesalahan dalam pencatatan. Cara tidak langsung ini, mula-mula log harga terkecil dan terbesar dari panjang berat kita tentukan. Dari perbedaan harga log ini akan muncul harga beda log.
Berdasarkan hasil pengamatan pengukuran panjang berat ikan Layang sebanyak 8 ekor yang dijadikan sebagai samapel diperoleh hasil untuk panjang maksimal 24 cm dan panjang minimal 21,5 cm. Sedangkan untuk berat dipeeroleh berat maksimum 5 gram dan berat minimal 2,5 gram. Hasil pengukuran ini dimaksudkan untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan ikan yang dijadikan sampel yang mana hal ini sangat berkaitan erat. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Efendi (1979) bahwa pertumbuhan adalah pertambahan panjang dan berat dalam suatu waktu pada organisme, kerana dengan melakukan pengukuran panjang dan berat kita dapat mengetahui keadaan dari pada pertumbuhannya.
3.6.2 Tingkat Perkembangan Gonad
Tingkat perkembangan gonad adalah
tahap perkembangan gonad sebelum dan sesudah ikan berpijah. Fase reproduksi
ikan ditandai dengan adanya perubahan dan perkembangan organ reproduksi ikan.
Perubahan morfologi organ reproduksi ikan mudah dikenali, oleh karena itu dapat
digunakan sebagai indikator tingkat kematangan kelamin yang dikenal dengan
istilah tingkat perkembangan gonad. Komposisi tingkat perkembangan gonad
diperlukan untuk mengetahui perbandingan antara ikan yang belum atau sudah
matang gonad, sebelum mijah atau sudah mijah dan waktu memijah (Effendie, 1979
).
Penentuan tingkat perkembangan gonad
dapat dilakukan secara morfologi dan histologi. Untuk penentuan tingkat
perkembangan gonad yang dilakukan secara morfologi dapat dilihat bentuk,
panjang, bobot, dan warna serta perkembangan isi gonad. Penentuan tingkat
perkembangan gonad secara histologi dapat dilihat dari sel-sel jaringannya
(Effendie, 1997).
3.6.3
Kebiasaan Makanan
Dalam studi kebiasaan makan ikan, dimana makanan yang mempunyai fungsi penting dalam suatu kehidupan organisme. Suatu organisme dapat hidup, tumbuh dan berkembang biak karena adanya energi yang berasal dari makanan. Dimana tidak semua makanan yang ada dalam suatu perairan dapat dimakan oleh ikan. Dimana berdasarkan analisa isi lambung dan usus ikan Layang berdasarkan pada metode jumlah, data yang ada menunjukkan bahwa jenis makanan ikan Layang jumlah yang paling banyak adalah organisme Nabati,hewani dan campuran dan yang paling sedikit Plankton dan detritus,namun peneliti juga menemukan sisik ikan di dalam lambuung ikan layang
Dalam studi kebiasaan makan ikan, dimana makanan yang mempunyai fungsi penting dalam suatu kehidupan organisme. Suatu organisme dapat hidup, tumbuh dan berkembang biak karena adanya energi yang berasal dari makanan. Dimana tidak semua makanan yang ada dalam suatu perairan dapat dimakan oleh ikan. Dimana berdasarkan analisa isi lambung dan usus ikan Layang berdasarkan pada metode jumlah, data yang ada menunjukkan bahwa jenis makanan ikan Layang jumlah yang paling banyak adalah organisme Nabati,hewani dan campuran dan yang paling sedikit Plankton dan detritus,namun peneliti juga menemukan sisik ikan di dalam lambuung ikan layang
DAFTAR PUSTAKA
Cholik,
F., Artati dan Arifudin. 1984. Pengelolaan Kualitas Air Kolam Ikan.
Direktorat Jenderal Perikanan, Jakarta.
Effendie,
M.I. 1979. Metoda Biologi Perikanan. Yayasan Dwi Sri, Bogor.
Kottelat,
M., A.J. Whitten, S.N. Katikasari and S. Wirjoatmodjo. 1993. Fresh Water
Fishes of Western Indonesia and Sulawesi. Ikan Air Tawar Indonesia Bagian Barat
dan Sulawesi. Periplus Editions Limited-Kantor Menteri Negara Kependudukan
dan Lingkungan Hidup Republik Indonesia.
LAMPIRAN
1,pengukuran panjang ikan layang 2,pengukuran berat ikan
layang
3,Ikan layang yang telah di bedah untuk di analisis 4.
Pengambilan Telur/Gonad
5,Pengambilan lambung
ikan laying 6,pembelahan
lambung
7,Analisa isi lambung
LAPORAN PRAKTEKUM
BIOLOGI PERIKANAN
OLEH :
KELOMPOK : V
DARWIS
RUMBARU ( 2010-63 046 )
AZIS
ZUBEDY ( 2010-63-042 )
SRIWIDAYATI
(2010 -63-009 )
LA’IRAWAN
(2010-63-045 )
ZULFIKAR
BAREND (2010-63-047 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar